Selasa, 29 November 2016

Laporan Praktikum Karakteristik Dioda & Transformator



LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK DIODADAN TRANSFORMATOR
A.    Tujuan Praktikum
1.      Mengetahui komponen elektronika diode semikonduktor.
2.      Mengetahui karakteristik diode semikonduktor.
3.      Mampu menganalisis rangkaian forward bias dan reverse bias pada diode semikonduktor.
4.      Dapat memeriksa kondisi transformator.
5.      Dapat mengukur tegangan primer dan tegangan sekunder pada transformator.

B.     Pendahuluan
Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian dioda dan transformator adalah dua dioda semikonduktor, LED, resistor 1000 Ω, resistor 10.000 Ω, project board, pewer supply, multimeter analog, dan trafo. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami tentang kompinen dioda semikonduktor, dapat menyusun rangkaian pada project board, dan memahami cara melakukan pengukuran rangkaian dioda, serta mengukur nilai tahanan pada transformator.

C.    Dasar Teori
1.      Dioda Semikonduktor
a.      Pengertian Dioda Semikonduktor
Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Struktur diode adalah sambungan semikonduktor tipe P dan tipe N. Dengan strukur demikian arus hanya mengalir dari sisi semikonduktor tipe P menuju sisi semikonduktor tipe N. Di bawah ini gambar symbol dan struktur diode serta bentuk karakteristik diode. Untuk diode yang terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi lebih besar dari 0.7 Volt.
b.      Fungsi Dioda Semikonduktor
Fungsi dioda yaitu menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).


                     
Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa menggunakan sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah gelombang penuh, Anda harus menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus searah saja, yaitu pada saat dioda diberikan catu maju (forward bias) dari anoda (sisi P) ke katoda (sisi N). Pada kondisi tersebut dioda dikatakan dalam keadaan menghantar (memiliki tahanan dalam sangat kecil). Sedangkan bila dioda diberi catu terbalik (reverse bias) maka maka pada kondisi ini dioda tidak menghantar (memiliki tahanan dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir).


Untuk dioda silikon arus mulai dilewatkan setelah tegangan ≥ 0.7 Volt DC, sedangkan untuk dioda Germanium mulai dilewatkan setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC. Penerapan dioda semi konduktor yang umum adalah sebagai penyearah, selain fungsi lain seperti pembatas tegangan, detektor dan clipper.
Secara umum, jika diuraikan maka fungsi-fungsi diode adalah sebagai berikut:
a)      Penyearah, contoh : dioda bridge
b)      Penstabil tegangan (voltage regulator), yaitu dioda zener
c)      Pengaman /sekering
d)     Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk memangkas/membuang level sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan tertentu.
e)      Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal ac
f)       Pengganda tegangan.
g)      Sebagai indikator, yaitu LED (light emiting diode)
h)      Sebagai sensor panas, contoh aplikasi pada rangkaian power amplifier
i)        Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
j)        Sebagai rangkaian VCO (voltage controlled oscilator), yaitu dioda varactor

c.       Karakteristik Dioda Semikonduktor
Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium (Ge) dan Silikon atau Silsilum (Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai; pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali frekuensi, indikator, dan switch.
Berdasarkan fungsinya, dioda terbagi atas; Dioda Kontak Titik, Dioda Hubungan, LED, Dioda Foto, Dioda kapasiansi Variabel, Dioda Bridge dan Dioda Zener. Dioda Kontak Titik atau Point Contact Diode biasanya digunakan untuk mengubah frekuensi dari tinggi ke rendah. Contohnya, OA70, OA90, dan 1N60. Dioda hubungan, adalah salah satu karakteristik dioda yang mengalirkan tegangan yang besar namun hanya searah. Sedangkan LED atau Light Emiting Diode adalah jenis komponen yang dapat mengeluarkan cahay bila diberikan forward bias. Berbeda dengan LED, Dioda foto atau bisa disebut dengan Foto Dioda akan menghasilkan arus listrik apabila terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung dari seberapa besar cahaya yang masuk.
Dioda Kapasiansi Variabel, atau bisa disebut juga dengan dioda varicap atau varactor yang bila dipasang terbalik akan berperan sebagai kondensator ini banyak digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL ( Phale Lock Lopp). Dioda yang berfungsi sebagai power supply adalah Dioda Bridge. Komponen ini adalah silikon yang dirangkai menjadi bridge menjadi satu komponen utuh.Berbagai macam bentuk dioda ini banyak dijula di pasaran dengan berbagai macam besar kapasitasnya. Yang terakhir adalah Dioda Zener. Komponen aktif ini biasanya digunakan pada pembatas tegangan dan berfungsi sebagai voltage stabilizer atau voltage regulator. Karakteristik dioda ini adalah mempunyai sifat tegangan terbaliknya stabil.

d.      Prinsip Kerja Dioda
Suatu dioda bisa diberi bias mundur (reverse bias) atau diberi bias maju (forward bias) untuk mendapatkan karakteristik yang diinginkan. Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatip (VA-K < 0).
Apabila tegangan positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias).

2.      Transformator
a.      Pengertian Transformator
Transformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC (alternating current, bolak-balik). Tranformator sering disingkat dengan trafo, mempunyai dua buah kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekender. Antara kumparan primer dan sekender tidak boleh saling terhubung secara listrik. Inti trafo dibuat besi berlapis-lapis, antara lapisan diisolasi untuk agar arus pusar (eddy current) yang timbul tidak besar. Arus pusar menyebabkan trafo menjadi panas.
Transformator atau Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo) memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC 220Volt.






b.      Bagian-bagian Transformator
Sebuah transformator pada prinsipnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu inti besi (inti magnetik), kumparan primer (Np), dan kumparan sekunder (Ns). Kumparan primer adalah kumparan tempat masukkan tegangan mula-mula dan kumparan sekunder adalah tempat dialirkannya tegangan hasil. Perhatikan bagian-bagian transformator dalam ilustrasi berikut:

c.       Prinsip Kerja Transformator
Transformator mengambil tegangan dari sebuah litrik dan kemudian mengubahnya ke listrik dengan tegangan yang berbeda. Pada dasarnya transformator bekerja dengan mengubah tegangan dengan menggunakan 2 sifat listrik. Pertama listrik yang mengalir pada sebuah kumparan akan menimbulkan medan magnet. Kedua perubahan medan magnet (fluks magnet) akan menimbulkan ggl induksi. Arus bolak balik yang masuk pada kumparan  primer akan menyebabkan adanya fluks magnet bolak-balik yang intik magnetik.  Setelah itu, fluks magnet  bolak-balik akan melewati kumparan skunder dan menimbulkan adanya ggl induksi. Besarnya ggl induksi akan bergantung pada laju perubahan fluks dan jumlah lilitan pada kumparan skunder.Dibawah ini adalah Fluks pada Transformator :

d.      Jenis-Jenis Transformator
1)      Transformator Step-Up
Transformator Step-Up berfungsi untuk menaikkan atau memperbesar tegangan bolak-balik suatu sumber. Ciri-ciri dari transfomator ini adalah :
-          Tegangan pada kumparan sekunder lebih besar dari tegangan pada kumparan primer Vs > Vp
-          Jumlah lilitan pada kumparan sekunder lebih banyak dari kumparan primer Ns > Np
-          Arus pada kumparan primer lebih besar dari arus listrik pada kumparan sekunder Ip > Is

2)      Transformator Step-Down
Transformator Step-Down berfungsi untuk menurunkan atau memperkecil tengan bolak balik dari suatu sumber. Ciri-cirinya Vp > Vs, NP > Ns. Ip < Is

D.    Data dan Analisis
1.    Tugas Pendahuluan
1)      Jelaskan istilah-istilah : Tegangan breakdown, Tegangan knee, Forward bias, Reverse bias!
a.      Tegangan Breakdown
Break down voltage atau jatuh tegangan dioda adalah nilai tegangan minimal pada dioda untuk dapat mengalirkan arus listrik.
Sebuah dioda tidak berfungsi sebagaimana layaknya sebuah resistor, yang dengan mudah dapat mengalirkan arus listrik yang dibebankan kepadanya. Dioda memiliki jatuh tegangan, apabila nilai tegangan yang diberikan kurang dari break down voltage, maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik.
Sebuah dioda yang diberi bias maju, memiliki jatuh tegangan sekitar 0,7 V. Dengan kata lain, jika sebuah dioda diberikan tegangan kurang dari 0, 7 V, maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik. Dan tegangan 0,7 V tersebut, akan menjadi tegangan tetap dioda (VD) di dalam rangkaian.
Pada gambar diatas, tegangan sumber baterai sebesar 6 V. Tegangan sumber ini akan terbagi menjadi dua, yaitu tegangan jatuh dioda VD dan tegangan lampu VL. Diketahui tegangan jatuh dioda VD sebesar 0,7 V, maka tegangan lampu VL adalah sebesar 6 - 0,7 = 5,3 V

b.      Tegangan Knee
Tegangan knee adalah tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat pada saat dioda berada pada daerah maju, tegangan ini sama dengan tegangan penghalang.
Apabila tegangan dioda lebih besar dari tegangan kaki maka dioda akan menghantar dengan mudah dan sebaliknya bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak menghantar dengan baik.

c.       Forward Bias
Forward bias adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke diode dan akan selalu positif.
d.      Reverse Bias
Sebaliknya bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur (reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup signifikan.
Sebagai karakteristik dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative sangat besar dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat, baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan rusaknya dioda.

Dioda akan menghantarkan arus bila diberi tegangan sumber lebih besar dari tegangan idealnya. Dan dioda tidak akan menghantarkan arus apabila tegangan yang melaluinya lebih kecil dari tegangan idealnya. Tetapi mungkin akan ada tegangan   yang   akan   dialirkan   oleh   dioda   itu,   dan   besarnya   hanya   sebesar tegangan ideal dan besarnya tegangan ideal yang akan dialirkan tergantung dari jenis dioda yang digunakan. Oleh karena itu dioda juga dapat digunakan sebagai saklar pada rangkaian elektronika selain digunakan sebagai mana fungsinya yaitu sebagai penyearah tegangan. Dioda dapat bekerja seperti saklar karena dioda juga dapat menyambung dan memutuskan aliran/arus listrik. Pada saat forward bias (bias maju) keadaan dioda tersebut dapat dianggap sebagai saklar tertutup atau saklar on. Sedangkan pada saat reverse bias (bias mundur) kedaan dioda tersebut dapat dianggap sebagai saklar terbuka atau saklar off.





2.    Langkah Percobaan
a.      Mengukur Dioda dengan Ohm-Meter
1)      Atur posisi saklar multimeter pada pengukuran Ohm
2)      Pasangkan probe merah (+) pada kaki anoda diode dan probe hitam (-) pada kaki katoda diode
3)      Perhatikan resistansi diode yang terbaca pada Ohmmeter
4)      Tukarkan posisi probe Ohmmeter, probe merah (+) pada kaki katoda diode dan probe hitam (-) pada kaki anoda diode
5)      Baca nilai resistansi diode yang terukur pada Ohmmeter
6)      Lakukanlah percobaan di atas pada diode yang lain
7)      Catat hasil percobaan pada table

Tabel Hasil Pengukuran Resistansi Dioda
Dioda
Resistansi (Ohm)
Probe (+) di Anoda, Probe (-) di Katoda
Resistansi (Ohm)
Probe (+) di Katoda, Probe (-) di Anoda
1
450 Ω
2
450 Ω

b.      Dioda dengan Forward Bias
1)      Menyusun rangkaian forward bias seperti gambar :
2)      Mengukur arus pada diode dengan Forward Bias

3)      Mengukur tegangan pada diode dengan Forward Bias
Tabel Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Dioda dengan Forward Bias
Vsumber (Volt)
VD (Volt)
ID (Ampere)
0,3 V
0,09 V
0,0000005 A
0,5 V
0,14 V
0,0000085 A
2 V
0,5 V
0,00012 A
4 V
0,5 V
0,00027 A
6 V
0,55 V
0,00045 A
10 V
0,57 V
0,00076 A

c.       Dioda dengan Reverse Bias
1)      Menyusun rangkaian reverse bias seperti gambar :
2)      Mengukur arus pada dioda dengan reverse bias
3)      Mengukur tegangan pada dioda dengan reverse bias






Tabel Hasil Pengukuran Tegangan dan Arus Dioda dengan Reverse Bias
Vsumber (Volt)
VD (Volt)
ID (Ampere)
1 V
0,8 V
0 A
3V
2,8 V
0 A
5 V
4,7 V
0 A
7 V
6,6 V
0 A
9 V
8,5 V
0 A
10 V
9,4 V
0 A

d.      Light Emitting Diode
-          Menyusun rangkaian seperti gambar :
-          Berikan tegangan sumber sebesar 5 Volt. Ukurlah arus yang mengalir pada rangkaian.
I = 0,23 mA = 0,00023 A
-          Perhatikan yang terjadi pada LED
LED menyala terang.
-          Ganti nilai R = 10 kΩ
-          Perhatikan kembali yang terjadi pada LED
Saat resistansi diganti dengan nilai yang lebih besar, maka berarti hambatan pada rangkaian juga lebih besar, hal ini mengakibatkan nyala LED lebih redup dibandingkan ketika hambatan yang digunakan memiliki resistansi yang lebih kecil.
-          Matikan power supply. Balik posisi kaki diode.
Ketika posisi kaki dibalik, maka LED tidak menyala.
-          Berikan tegangan sumber sebesar 5 Volt. Ukur arus yang mengalir pada rangkaian.
I = 0 A.
-          Perhatikan yang terjadi pada LED.
LED tidak menyala.
e.       Transformator
1)      Pengujian tahanan isolasi:
-          Multimeter pada posisi x10k
-          Mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer dan sekunder
-          Mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer dan inti trafo
-          Mengkur tahanan isolasi antara kumparan sekunder dan inti trafo (Tahanan isolasi yang baik adalah yang nilainya mendekati tak terhingga)
2)      Mengukur tahanan kumparan
-          Multimeter pada posisi x10
-          Mengukur tahanan kumparan primer (0 – 220 V)
-          Multimeter pada posisi x1
-          Ukur tahanan kumparan sekunder
3)      Hasil pengukuran tahanan pada transformator :
a)      Tahananisolasiantarakumparan primer dansekunder :  ∞ kΩ
b)      Tahananisolasiantarakumparan primer daninti        :  ∞ kΩ
c)      Tahananisolasiantarakumparansekunderdaninti :  ∞ kΩ
d)     Tahanankumparan primer 0-220 V : 90   
e)      Tahanankumparansekunder 12V-12 V       : 8,5  
f)       Tahanankumparansekunder 15V-15 V       : 10   
g)      Tahanankumparansekunder18V-18V         : 11,5 Ω

Analisis :
1.      Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor, dimana memiliki katoda yang merupakan kutub negatif dan anoda yang merupakan kutub positif. Saat mengukur resistansi dari dioda, ketika  katoda ditempelkan dengan probe hitam (-), dan ketika anoda ditempelkan dengan probe merah (-), maka akan menghasilkan nilai infinity (∞). Jika posisi probe dibalik, maka pada Ohm-Meter akan menunjukkan nilai resistansinya.
2.      Pada pengukuran tegangan dan arus dioda pada forward bias, terlihat bahwa nilai arus pada dioda semakin besar sebanding dengan semakin besarnya nilai tegangan yang diberikan. Hal ini disebabkan pada anoda diberikan muatan positif sedangkan katoda diberi muatan negatif. Sehingga alirannya sama seperti pada rangkaian tertutup.
3.      Pada pengukuran tegangan dan arus dioda pada reverse bias, terlihat bahwa meski dialiri listrik dengan tegangan tertentu, terlihat bahwa nilai arus yang mengalir pada dioda sama dengan 0 atau dengan kata lain tidak ada arus yang mengalir. Hal ini dikarenakan anoda dioda dialiri muatan negatif sedangkan katoda diberi muatan positif.
4.      Salah satu jenis dari dioda ada LED (Light Emitting Dioda). Kaki yang panjang pada LED adalah bagian anoda (+), sedangkan kaki yang lebih pendek adalah bagian katoda (-). Saat praktikum, suatu LED diberikan tegangan sebesar 5 Volt, arus yang mengalir pada LED sebesar 0,00023 A. LED menyala terang. Ketika nilai resistansi diubah ke nilai yang lebih besar, nyala LED menjadi lebih redup, hal ini dikarenakan hambatan pada rangkaian yang bertambah besar. Ketika posisi kaki LED dibalik, maka LED tidak menyala, karena ketika katoda dioda bertemu langsung dengan katoda LED pada rangkaian, maka arus yang mengalir sebesar 0 A, dan dapat dikatakan tidak ada arus yang dialirkan.
5.      Transformator terdiri dari tiga bagian utama, yaitu inti trafo, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Pada saat menghitung tegangan isolasi antara kumparan primer dan kumparan sekunder, maka akan menghasilkan nilai infinity atau tak terhingga () yang berarti bahwa trafo dalam keadaan baik, jika jarum Ohm-Meter bergerak, maka dapat dipastikan bahwa trafo dalam kondisi buruk, atau mengalami kebocoran. Hal tersebut berlaku untuk pengukuran tahanan isolasi antara kumparan primer dengan inti trafo serta pengukuran tahanan isolasi antara kumparan sekunder dengan inti trafo. Sedangkan untuk pengukuran tahanan kumparan primer, 0-220V, hasilnya adalah 90 . Pada kumparan sekunder 12V-12V menghasilkan nilai tahanan sebesar 8,5. Pada kumparan sekunder 15V-15V menghasilkan nilai tahanan sebesar 10. Sedangkan pada kumparan sekunder 18V-18V menghasilkan nilai tahanan sebesar 11,5. Jika pengukuran tahanan dilakukan pada area yang sama, maka tidak masalah jika jarum Ohm-Meter menunjuk ke suatu nilai, trafo pun juga dalam keadaan baik.

E.     Kesimpulan
Dioda adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Dioda memiliki dua kutub, yaitu kutub negatif yang disebut dengan katoda, dan kutub positif yang disebut dengan anoda. Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk dioda silikon arus mulai dilewatkan setelah tegangan ≥ 0.7 Volt DC, sedangkan untuk dioda Germanium mulai dilewatkan setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC.
            Karakteristik dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari arah sebaliknya.
            Prinsip kerja dioda dibagi menjadi dua, yaitu forward bias dan reserve bias. Forward bias adalah cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Sedangkan reverse bias (bias mundur), adalah keadaan dimana bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju.
            Transformator dapat dikatakan dalam kondisi baik ketika pengukuran tahanan isolasi antar bagian utama trafo, yakni inti trafo, kumparan primer, dan kumparan sekunder menghasilkan nilai infinity/tak hingga (∞), yang berarti dalam trafo tersebut tidak terjadi kebocoran. Namun, untuk penngukuran trafo dengan area yang sama, akan menghasilkan sebuah nilai, hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa trafo dalam keadaan buruk, namun hal tersebut mengindikasikan bahwa trafo dalam keadaan baik, karena dalam setiap bagian trafo tersebut terdapat hambatan.

F.     Daftar Pustaka
1.      Tim Asisten Dosen. 2016. Modul 3 Karakteristik Dioda. Malang: Universitas Negeri Malang.
2.      Tim Asisten Dosen. 2016. Modul 4 Transformator. Malang: Universitas Negeri Malang.
3.      http://abi-blog.com/dioda-semikonduktor/, diakses tanggal 20 Oktober 2016.
4.      http://komponenelektronika.biz/karakteristik-dioda.html, diakses tanggal 20 Oktober 2016.
5.      http://zonaelektro.net/dioda/, diakses tanggal 20 Oktober 2016.
7.      http://rumushitung.com/2015/03/14/tansformator-dan-rumusnya/, diakses tanggal 20 Oktober 2016.

1 komentar: