LAPORAN PRAKTIKUM
KARAKTERISTIK DIODADAN
TRANSFORMATOR
A. Tujuan Praktikum
1.
Mengetahui komponen elektronika diode
semikonduktor.
2.
Mengetahui karakteristik diode semikonduktor.
3.
Mampu menganalisis rangkaian forward
bias dan reverse bias pada diode semikonduktor.
4.
Dapat
memeriksa kondisi transformator.
5.
Dapat mengukur
tegangan primer dan tegangan sekunder pada transformator.
B. Pendahuluan
Komponen dasar yang digunakan dalam rangkaian dioda
dan transformator adalah dua dioda semikonduktor, LED, resistor 1000 Ω,
resistor 10.000 Ω, project board, pewer supply, multimeter analog, dan trafo.
Oleh karena itu, mahasiswa perlu memahami tentang kompinen dioda semikonduktor,
dapat menyusun rangkaian pada project board, dan memahami cara melakukan
pengukuran rangkaian dioda, serta mengukur nilai tahanan pada transformator.
C. Dasar Teori
1. Dioda Semikonduktor
a. Pengertian Dioda Semikonduktor
Dioda adalah komponen
elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda memiliki fungsi hanya
mengalirkan arus satu arah saja. Struktur diode adalah sambungan semikonduktor
tipe P dan tipe N. Dengan strukur demikian arus hanya mengalir dari sisi
semikonduktor tipe P menuju sisi semikonduktor tipe N. Di bawah ini gambar
symbol dan struktur diode serta bentuk karakteristik diode. Untuk diode yang
terbuat dari bahan Silikon tegangan konduksi lebih besar dari 0.7 Volt.
b. Fungsi Dioda Semikonduktor
Fungsi dioda yaitu menghantarkan
arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya.
Fungsi dioda paling umum adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur).

Fungsi dioda yang
lainnya adalah sebagai penyearah sinyal tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk
dapat digunakan sebagai penyearah setengah gelombang Anda bisa menggunakan
sebuah dioda. Namun jika ingin menjadi penyearah gelombang penuh, Anda harus
menggunakan 4 buah dioda yang dirangkai seperti jembatan atau dengan
menggunakan 2 buah dioda dengan trafo yang memiliki center tap (CT).
Dioda semikonduktor
hanya dapat melewatkan arus searah saja, yaitu pada saat dioda diberikan catu
maju (forward bias) dari anoda (sisi P) ke katoda (sisi N). Pada kondisi
tersebut dioda dikatakan dalam keadaan menghantar (memiliki tahanan dalam
sangat kecil). Sedangkan bila dioda diberi catu terbalik (reverse bias) maka
maka pada kondisi ini dioda tidak menghantar (memiliki tahanan dalam yang
tinggi sehingga arus sulit mengalir).
Untuk dioda silikon
arus mulai dilewatkan setelah tegangan ≥ 0.7 Volt DC, sedangkan untuk dioda
Germanium mulai dilewatkan setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC. Penerapan
dioda semi konduktor yang umum adalah sebagai penyearah, selain fungsi lain
seperti pembatas tegangan, detektor dan clipper.
Secara umum, jika
diuraikan maka fungsi-fungsi diode adalah sebagai berikut:
a)
Penyearah, contoh : dioda bridge
b)
Penstabil tegangan (voltage regulator),
yaitu dioda zener
c)
Pengaman /sekering
d)
Sebagai rangkaian clipper, yaitu untuk
memangkas/membuang level sinyal yang ada di atas atau di bawah level tegangan
tertentu.
e)
Sebagai rangkaian clamper, yaitu untuk
menambahkan komponen dc kepada suatu sinyal ac
f)
Pengganda tegangan.
g)
Sebagai indikator, yaitu LED (light
emiting diode)
h)
Sebagai sensor panas, contoh aplikasi
pada rangkaian power amplifier
i)
Sebagai sensor cahaya, yaitu dioda photo
j)
Sebagai rangkaian VCO (voltage
controlled oscilator), yaitu dioda varactor
c. Karakteristik Dioda Semikonduktor
Karakteristik dioda
dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan
sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat
diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda
(katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut
dioda tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi
juga menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium
(Ge) dan Silikon atau Silsilum (Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi
sebagai; pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali
frekuensi, indikator, dan switch.
Berdasarkan fungsinya,
dioda terbagi atas; Dioda Kontak Titik, Dioda Hubungan, LED, Dioda Foto, Dioda
kapasiansi Variabel, Dioda Bridge dan Dioda Zener. Dioda Kontak Titik atau
Point Contact Diode biasanya digunakan untuk mengubah frekuensi dari tinggi ke
rendah. Contohnya, OA70, OA90, dan 1N60. Dioda hubungan, adalah salah satu
karakteristik dioda yang mengalirkan tegangan yang besar namun hanya searah.
Sedangkan LED atau Light Emiting Diode adalah jenis komponen yang dapat
mengeluarkan cahay bila diberikan forward bias. Berbeda dengan LED, Dioda foto
atau bisa disebut dengan Foto Dioda akan menghasilkan arus listrik apabila
terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung dari seberapa besar cahaya
yang masuk.
Dioda Kapasiansi
Variabel, atau bisa disebut juga dengan dioda varicap atau varactor yang bila
dipasang terbalik akan berperan sebagai kondensator ini banyak digunakan pada
modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL ( Phale Lock Lopp). Dioda yang
berfungsi sebagai power supply adalah Dioda Bridge. Komponen ini adalah silikon
yang dirangkai menjadi bridge menjadi satu komponen utuh.Berbagai macam bentuk
dioda ini banyak dijula di pasaran dengan berbagai macam besar kapasitasnya.
Yang terakhir adalah Dioda Zener. Komponen aktif ini biasanya digunakan pada
pembatas tegangan dan berfungsi sebagai voltage stabilizer atau voltage
regulator. Karakteristik dioda ini adalah mempunyai sifat tegangan terbaliknya
stabil.
d. Prinsip Kerja Dioda
Suatu dioda bisa diberi bias mundur
(reverse bias) atau diberi bias maju (forward bias) untuk mendapatkan
karakteristik yang diinginkan. Bias mundur adalah pemberian tegangan negatip
baterai ke terminal anoda (A) dan tegangan positip ke terminal katoda (K) dari
suatu dioda. Dengan kata lain, tegangan anoda katoda VA-K adalah negatip (VA-K
< 0).
Apabila tegangan
positip baterai dihubungkan ke terminal Anoda (A) dan negatipnya ke terminal
katoda (K), maka dioda disebut mendapatkan bias maju (foward bias).
2. Transformator
a. Pengertian Transformator
Transformator adalah
alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC (alternating current,
bolak-balik). Tranformator sering disingkat dengan trafo, mempunyai dua buah
kumparan yaitu kumparan primer dan kumparan sekender. Antara kumparan primer
dan sekender tidak boleh saling terhubung secara listrik. Inti trafo dibuat
besi berlapis-lapis, antara lapisan diisolasi untuk agar arus pusar (eddy
current) yang timbul tidak besar. Arus pusar menyebabkan trafo menjadi panas.
Transformator atau
Trafo ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat
bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo)
memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga listrik.
Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik PLN hingga
ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian Transformator lainnya
menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan yang diperlukan oleh setiap
rumah tangga maupun perkantoran yang pada umumnya menggunakan Tegangan AC
220Volt.
b. Bagian-bagian Transformator
Sebuah transformator
pada prinsipnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu inti besi (inti magnetik),
kumparan primer (Np), dan kumparan sekunder (Ns). Kumparan primer adalah
kumparan tempat masukkan tegangan mula-mula dan kumparan sekunder adalah tempat
dialirkannya tegangan hasil. Perhatikan bagian-bagian transformator dalam
ilustrasi berikut:
c. Prinsip Kerja Transformator
Transformator mengambil
tegangan dari sebuah litrik dan kemudian mengubahnya ke listrik dengan tegangan
yang berbeda. Pada dasarnya transformator bekerja dengan mengubah tegangan
dengan menggunakan 2 sifat listrik. Pertama listrik yang mengalir pada sebuah
kumparan akan menimbulkan medan magnet. Kedua perubahan medan magnet (fluks
magnet) akan menimbulkan ggl induksi. Arus bolak balik yang masuk pada
kumparan primer akan menyebabkan adanya
fluks magnet bolak-balik yang intik magnetik.
Setelah itu, fluks magnet
bolak-balik akan melewati kumparan skunder dan menimbulkan adanya ggl
induksi. Besarnya ggl induksi akan bergantung pada laju perubahan fluks dan
jumlah lilitan pada kumparan skunder.Dibawah ini adalah Fluks pada
Transformator :
d. Jenis-Jenis Transformator
1) Transformator Step-Up
Transformator Step-Up berfungsi untuk
menaikkan atau memperbesar tegangan bolak-balik suatu sumber. Ciri-ciri dari
transfomator ini adalah :
-
Tegangan pada kumparan sekunder lebih
besar dari tegangan pada kumparan primer Vs > Vp
-
Jumlah lilitan pada kumparan sekunder
lebih banyak dari kumparan primer Ns > Np
-
Arus pada kumparan primer lebih besar
dari arus listrik pada kumparan sekunder Ip > Is
2) Transformator Step-Down
Transformator Step-Down berfungsi untuk
menurunkan atau memperkecil tengan bolak balik dari suatu sumber. Ciri-cirinya
Vp > Vs, NP > Ns. Ip < Is
D. Data dan Analisis
1. Tugas Pendahuluan
1)
Jelaskan istilah-istilah : Tegangan
breakdown, Tegangan knee, Forward bias, Reverse bias!
a. Tegangan Breakdown
Break down voltage atau
jatuh tegangan dioda adalah nilai tegangan minimal pada dioda untuk dapat
mengalirkan arus listrik.
Sebuah dioda tidak
berfungsi sebagaimana layaknya sebuah resistor, yang dengan mudah dapat
mengalirkan arus listrik yang dibebankan kepadanya. Dioda memiliki jatuh
tegangan, apabila nilai tegangan yang diberikan kurang dari break down voltage,
maka dioda tidak akan mengalirkan arus listrik.
Sebuah dioda yang
diberi bias maju, memiliki jatuh tegangan sekitar 0,7 V. Dengan kata lain, jika
sebuah dioda diberikan tegangan kurang dari 0, 7 V, maka dioda tidak akan
mengalirkan arus listrik. Dan tegangan 0,7 V tersebut, akan menjadi tegangan
tetap dioda (VD) di dalam rangkaian.
Pada gambar diatas,
tegangan sumber baterai sebesar 6 V. Tegangan sumber ini akan terbagi menjadi
dua, yaitu tegangan jatuh dioda VD dan tegangan lampu VL. Diketahui tegangan
jatuh dioda VD sebesar 0,7 V, maka tegangan lampu VL adalah sebesar 6 - 0,7 =
5,3 V
b. Tegangan Knee
Tegangan knee adalah
tegangan pada saat arus mulai naik secara cepat pada saat dioda berada pada
daerah maju, tegangan ini sama dengan tegangan penghalang.
Apabila tegangan dioda
lebih besar dari tegangan kaki maka dioda akan menghantar dengan mudah dan
sebaliknya bila tegangan dioda lebih kecil maka dioda tidak menghantar dengan
baik.
c. Forward Bias
Forward bias adalah
cara pemberian tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda dihubungkan dengan
kutub positif batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka
keadaan diode ini disebut bias maju (forward bias). Aliran arus dari anoda
menuju katoda, dan aksinya sama dengan rangkaian tertutup. Pada kondisi bias
ini akan terjadi aliran arus dengan ketentuan beda tegangan yang diberikan ke
diode dan akan selalu positif.
d. Reverse Bias
Sebaliknya bila anoda
diberi tegangan negative dan katoda diberi tegangan positif, arus yang mengalir
jauh lebih kecil dari pada kondisi bias maju. Bias ini dinamakan bias mundur
(reverse bias) pada arus maju diperlakukan baterai tegangan yang diberikan
dengan tidak terlalu besar maupun tidak ada peningkatan yang cukup signifikan.
Sebagai karakteristik
dioda, pada saat reverse, nilai tahanan diode tersebut relative sangat besar
dan diode ini tidak dapat menghantarkan arus listrik. Nilai-nilai yang didapat,
baik arus maupun tegangan tidak boleh dilampaui karena akan mengkibatkan
rusaknya dioda.
Dioda akan
menghantarkan arus bila diberi tegangan sumber lebih besar dari tegangan
idealnya. Dan dioda tidak akan menghantarkan arus apabila tegangan yang
melaluinya lebih kecil dari tegangan idealnya. Tetapi mungkin akan ada
tegangan yang akan
dialirkan oleh dioda
itu, dan besarnya
hanya sebesar tegangan ideal dan
besarnya tegangan ideal yang akan dialirkan tergantung dari jenis dioda yang
digunakan. Oleh karena itu dioda juga dapat digunakan sebagai saklar pada
rangkaian elektronika selain digunakan sebagai mana fungsinya yaitu sebagai
penyearah tegangan. Dioda dapat bekerja seperti saklar karena dioda juga dapat
menyambung dan memutuskan aliran/arus listrik. Pada saat forward bias (bias
maju) keadaan dioda tersebut dapat dianggap sebagai saklar tertutup atau saklar
on. Sedangkan pada saat reverse bias (bias mundur) kedaan dioda tersebut dapat
dianggap sebagai saklar terbuka atau saklar off.
2. Langkah Percobaan
a. Mengukur Dioda dengan Ohm-Meter
1)
Atur posisi saklar multimeter pada
pengukuran Ohm
2)
Pasangkan probe merah (+) pada kaki
anoda diode dan probe hitam (-) pada kaki katoda diode
3)
Perhatikan resistansi diode yang terbaca
pada Ohmmeter
4)
Tukarkan posisi probe Ohmmeter, probe
merah (+) pada kaki katoda diode dan probe hitam (-) pada kaki anoda diode
5)
Baca nilai resistansi diode yang terukur
pada Ohmmeter
6)
Lakukanlah percobaan di atas pada diode
yang lain
7)
Catat hasil percobaan pada table
Tabel Hasil Pengukuran
Resistansi Dioda
Dioda
|
Resistansi
(Ohm)
Probe
(+) di Anoda, Probe (-) di Katoda
|
Resistansi
(Ohm)
Probe
(+) di Katoda, Probe (-) di Anoda
|
1
|
∞
|
450 Ω
|
2
|
∞
|
450 Ω
|
b. Dioda dengan Forward Bias
1)
Menyusun rangkaian forward bias seperti
gambar :
2)
Mengukur arus pada diode dengan Forward
Bias
3)
Mengukur tegangan pada diode dengan
Forward Bias
Tabel Hasil Pengukuran
Tegangan dan Arus Dioda dengan Forward Bias
Vsumber
(Volt)
|
VD
(Volt)
|
ID
(Ampere)
|
0,3 V
|
0,09 V
|
0,0000005 A
|
0,5 V
|
0,14 V
|
0,0000085 A
|
2 V
|
0,5 V
|
0,00012 A
|
4 V
|
0,5 V
|
0,00027 A
|
6 V
|
0,55 V
|
0,00045 A
|
10 V
|
0,57 V
|
0,00076 A
|
c. Dioda dengan Reverse Bias
1)
Menyusun rangkaian reverse bias seperti
gambar :
2)
Mengukur arus pada dioda dengan reverse
bias
3)
Mengukur tegangan pada dioda dengan
reverse bias
Tabel Hasil Pengukuran
Tegangan dan Arus Dioda dengan Reverse Bias
Vsumber
(Volt)
|
VD
(Volt)
|
ID
(Ampere)
|
1 V
|
0,8 V
|
0 A
|
3V
|
2,8 V
|
0 A
|
5 V
|
4,7 V
|
0 A
|
7 V
|
6,6 V
|
0 A
|
9 V
|
8,5 V
|
0 A
|
10 V
|
9,4 V
|
0 A
|
d. Light Emitting Diode
-
Menyusun rangkaian seperti gambar :
-
Berikan tegangan sumber sebesar 5 Volt.
Ukurlah arus yang mengalir pada rangkaian.
I = 0,23 mA = 0,00023 A
-
Perhatikan yang terjadi pada LED
LED menyala terang.
-
Ganti nilai R = 10 kΩ
-
Perhatikan kembali yang terjadi pada LED
Saat resistansi diganti dengan nilai
yang lebih besar, maka berarti hambatan pada rangkaian juga lebih besar, hal
ini mengakibatkan nyala LED lebih redup dibandingkan ketika hambatan yang
digunakan memiliki resistansi yang lebih kecil.
-
Matikan power supply. Balik posisi kaki
diode.
Ketika posisi kaki dibalik, maka LED
tidak menyala.
-
Berikan tegangan sumber sebesar 5 Volt.
Ukur arus yang mengalir pada rangkaian.
I = 0 A.
-
Perhatikan yang terjadi pada LED.
LED tidak menyala.
e. Transformator
1)
Pengujian tahanan isolasi:
-
Multimeter pada posisi x10k
-
Mengukur tahanan isolasi antara kumparan
primer dan sekunder
-
Mengukur tahanan isolasi antara kumparan
primer dan inti trafo
-
Mengkur tahanan isolasi antara kumparan
sekunder dan inti trafo (Tahanan isolasi yang baik adalah yang nilainya
mendekati tak terhingga)
2)
Mengukur tahanan kumparan
-
Multimeter pada posisi x10
-
Mengukur tahanan kumparan primer (0 –
220 V)
-
Multimeter pada posisi x1
-
Ukur tahanan kumparan sekunder
3)
Hasil pengukuran tahanan pada
transformator :
a)
Tahananisolasiantarakumparan
primer dansekunder : ∞ kΩ
b)
Tahananisolasiantarakumparan
primer daninti : ∞ kΩ
c)
Tahananisolasiantarakumparansekunderdaninti
: ∞ kΩ
d)
Tahanankumparan
primer 0-220 V : 90 Ω
e)
Tahanankumparansekunder
12V-12 V :
8,5 Ω
f)
Tahanankumparansekunder
15V-15 V :
10 Ω
g)
Tahanankumparansekunder18V-18V :
11,5 Ω
Analisis
:
1.
Dioda adalah komponen elektronika yang
terbuat dari bahan semikonduktor, dimana memiliki katoda yang merupakan kutub
negatif dan anoda yang merupakan kutub positif. Saat mengukur resistansi dari
dioda, ketika katoda ditempelkan dengan
probe hitam (-), dan ketika anoda ditempelkan dengan probe merah (-), maka akan
menghasilkan nilai infinity (∞). Jika posisi probe dibalik, maka pada Ohm-Meter
akan menunjukkan nilai resistansinya.
2.
Pada pengukuran tegangan dan arus dioda
pada forward bias, terlihat bahwa nilai arus pada dioda semakin besar sebanding
dengan semakin besarnya nilai tegangan yang diberikan. Hal ini disebabkan pada
anoda diberikan muatan positif sedangkan katoda diberi muatan negatif. Sehingga
alirannya sama seperti pada rangkaian tertutup.
3.
Pada pengukuran tegangan dan arus dioda
pada reverse bias, terlihat bahwa meski dialiri listrik dengan tegangan
tertentu, terlihat bahwa nilai arus yang mengalir pada dioda sama dengan 0 atau
dengan kata lain tidak ada arus yang mengalir. Hal ini dikarenakan anoda dioda
dialiri muatan negatif sedangkan katoda diberi muatan positif.
4.
Salah satu jenis dari dioda ada LED (Light Emitting Dioda). Kaki yang
panjang pada LED adalah bagian anoda (+), sedangkan kaki yang lebih pendek
adalah bagian katoda (-). Saat praktikum, suatu LED diberikan tegangan sebesar
5 Volt, arus yang mengalir pada LED sebesar 0,00023 A. LED menyala terang.
Ketika nilai resistansi diubah ke nilai yang lebih besar, nyala LED menjadi
lebih redup, hal ini dikarenakan hambatan pada rangkaian yang bertambah besar.
Ketika posisi kaki LED dibalik, maka LED tidak menyala, karena ketika katoda
dioda bertemu langsung dengan katoda LED pada rangkaian, maka arus yang
mengalir sebesar 0 A, dan dapat dikatakan tidak ada arus yang dialirkan.
5.
Transformator terdiri dari tiga bagian
utama, yaitu inti trafo, kumparan primer, dan kumparan sekunder. Pada saat
menghitung tegangan isolasi antara kumparan primer dan kumparan sekunder, maka
akan menghasilkan nilai infinity atau tak terhingga (∞) yang berarti bahwa trafo dalam
keadaan baik, jika jarum Ohm-Meter bergerak, maka dapat dipastikan bahwa trafo
dalam kondisi buruk, atau mengalami kebocoran. Hal tersebut berlaku untuk
pengukuran tahanan isolasi antara kumparan primer dengan inti trafo serta
pengukuran tahanan isolasi antara kumparan sekunder dengan inti trafo.
Sedangkan untuk pengukuran tahanan kumparan primer, 0-220V, hasilnya adalah 90 Ω. Pada kumparan sekunder 12V-12V
menghasilkan nilai tahanan sebesar 8,5 Ω. Pada kumparan sekunder 15V-15V menghasilkan nilai
tahanan sebesar 10 Ω.
Sedangkan pada kumparan sekunder 18V-18V menghasilkan nilai tahanan sebesar
11,5 Ω.
Jika pengukuran tahanan dilakukan pada area yang sama, maka tidak masalah jika
jarum Ohm-Meter menunjuk ke suatu nilai, trafo pun juga dalam keadaan baik.
E.
Kesimpulan
Dioda
adalah komponen elektronika yang terbuat dari bahan semikonduktor. Dioda
memiliki fungsi hanya mengalirkan arus satu arah saja. Dioda memiliki dua
kutub, yaitu kutub negatif yang disebut dengan katoda, dan kutub positif yang
disebut dengan anoda. Fungsi dioda yang lainnya adalah sebagai penyearah sinyal
tegangan AC menjadi sinyal DC. Untuk dioda silikon arus mulai dilewatkan
setelah tegangan ≥ 0.7 Volt DC, sedangkan untuk dioda Germanium mulai
dilewatkan setelah tegangan mencapai ≥ 0.3 Volt DC.
Karakteristik dioda dapat diketahui
dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya dc dan sebuah resistor.
Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat diketahui tegangan dioda
dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti yang telah kita ketahui
bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda (katoda dan anoda) yang
sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda tidak hanya
memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga menghambat arus dari
arah sebaliknya.
Prinsip kerja dioda dibagi menjadi
dua, yaitu forward bias dan reserve bias. Forward bias adalah cara pemberian
tegangan luar ke terminal dioda. Jika anoda dihubungkan dengan kutub positif
batere, dan katoda dihubungkan dengan kutub negative batere, maka keadaan diode
ini disebut bias maju (forward bias). Sedangkan reverse bias (bias mundur),
adalah keadaan dimana bila anoda diberi tegangan negative dan katoda diberi
tegangan positif, arus yang mengalir jauh lebih kecil dari pada kondisi bias
maju.
Transformator dapat dikatakan dalam
kondisi baik ketika pengukuran tahanan isolasi antar bagian utama trafo, yakni
inti trafo, kumparan primer, dan kumparan sekunder menghasilkan nilai
infinity/tak hingga (∞), yang berarti dalam trafo tersebut tidak terjadi
kebocoran. Namun, untuk penngukuran trafo dengan area yang sama, akan
menghasilkan sebuah nilai, hal tersebut tidak mengindikasikan bahwa trafo dalam
keadaan buruk, namun hal tersebut mengindikasikan bahwa trafo dalam keadaan
baik, karena dalam setiap bagian trafo tersebut terdapat hambatan.
F.
Daftar
Pustaka
1.
Tim Asisten Dosen. 2016. Modul 3 Karakteristik Dioda. Malang: Universitas
Negeri Malang.
2.
Tim Asisten Dosen. 2016. Modul 4 Transformator. Malang: Universitas Negeri Malang.
6.
http://teknikelektronika.com/pengertian-transformator-prinsip-kerja-trafo/,
diakses tanggal 20 Oktober 2016.
8.
http://www.elektronikabersama.web.id/2011/05/break-down-voltage-atau-jatuh-tegangan.html,
diakses tanggal 20 Oktober 2016.
makasih sudahs hare
BalasHapuspower supply teknisi hp