LAPORAN HUKUM KIRCHOFF
1.
Tujuan
Praktikum
a.
Memahami tentang
hukum Kirchhoff.
b.
Mampu menerapkan
hukum Kirchhoff pada rangkaian resistor seri maupun paralel.
2.
Pendahuluan
Dalam melakukan suatu pengukuran terhadap suatu rangkaian
elektronika, tentunya kita tidak hanya mengacu pada satu teori ataupun 1 hukum
saja. Namun kita juga harus mengkaji apakah pengukuran yang kita lakukan benar
dengan menggunakan berbagai teori yang saling berkaitan. Untuk membuktikan
teori tersebut maka perlu dilakukan pengkajian terhadap suatu rangkaian
elektronika.
Dalam hal ini akan dilakukan pengukuran berdasarkan teori
dan praktikum terhadap rangkaian elektronika menggunakan 2 hukum yang sudah ada
yaitu Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff. Bagaimanahubungan dari kedua hukum
tersebut, sekaligus mendalami teori kedua hukum tersebut.
3.
Dasar
Teori
A.
Macam-macam Arus
Arus
Searah (DC)
Arus searah atau direct current
(DC) adalah arus yang memiliki nilai tetap atau konstan terhadap satuan waktu.
Artinya di mana pun kita meninjau arus tersebut pada waktu berbeda akan
mendapatkan nilai yang sama.
Gambar 1. Arus Searah (DC)
Arus
Bolak-balik (AC)
Arus bolak-balik atau
alternating current (AC) adalah arus yang memiliki nilai yang berubah-ubah
terhadap satuan waktu dengan karakteristik akan selalu berulang untuk periode
waktu tertentu (mempunyai periode waktu: T).
Gambar 2. Arus Bolak-balik (AC)
B.
Kirchoff Current Law
Penjumlahan
secara aljabar dari arus pada setiap persambungan adalah sama dengan nol.
Gambar 3.Kirchoff Current Law
C.
Kirchoff Voltage Law
Pada
setiap jaringan atau rangkaian tertutup, penjumlahan secara aljabarelectromotiveforce
(EMF/baterai) sama dengan penjumlahan secara aljabar pembagi tegangan yang ada
pada jaringan atau rangkaian.
Gambar 4.Contoh Kirchoff
Voltage Law
Gambar 5.Analisis Jembatan
Wheatstone
D.
Analisis Node
Node
atau titik simpul adalah titik pertemuan dari dua atau lebih elemen rangkaian.
Junction
atau titik simpul utama atau titik percabangan adalah titik pertemuan dari tiga
atau lebih elemen rangkaian.
Gambar 6. Analisis Node Tegangan
Analisis
node berprinsip pada Hukum Kirchoff I/KCL. Jumlah arus yang masuk dan keluar
dari titik percabangan akan sama dengan nol. Tegangan merupakan parameter yang
tidak diketahui.
Analisis
node lebih mudah jika pencatunya semuanya adalah sumber arus. Analisis ini dapat
diterapkan pada sumber DC maupun AC.
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan pada analisis node, yaitu:
1.
Tentukan
node referensi sebagai ground/potensial nol.
2.
Tentukan
node voltage, yaitu tegangan antara node non referensi dan ground.
3.
Asumsikan
tegangan node yang sedang diperhitungkan lebih tinggi daripada tegangan node
manapun, sehingga arah arus keluar dari node tersebut positif.
4.
Jika
terdapat N node, maka jumlah node voltage adalah (N-1). Jumlah node voltage ini
akan menentukan banyaknya persamaan yang dihasilkan.
E.
Analisis Mesh atau Arus
Loop
Arus
loop adalah arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu loop (lintasan tertutup).
Arus loop sebenarnya tidak dapat diukur (arus permisalan).
Analisis
mesh berprinsip pada Hukum Kirchoff II/KVL dimana jumlah tegangan pada satu
lintasan tertutup samadengan nol.Arus merupakan parameter yang tidak diketahui.
Analisis
ini dapat diterapkan pada rangkaian sumber DC maupun AC.
Ketentuan
Analisis Mesh:
1.
Buatlah
pada setiap loop arus asumsi yang melingkari loop.
2.
Pengambilan
arus loop terserah kita yang terpenting masih dalam satu lintasan tertutup.
3.
Arah
arus dapat searah satu sama lain ataupun berlawanan baik searah jarum jam
maupun berlawanan dengan arah jarum jam.
4.
Biasanya
jumlah arus loop menunjukkan jumlah persamaan arus yang terjadi.
5.
Metoda
ini mudah jika sumber pencatunya adalah sumber tegangan.
6.
Jumlah
persamaan =Jumlah cabang – Jumlah junction + 1.
4.
Data
A.
Tugas Pendahuluan
Soal
1.
Jelaskan tentang hukum kircchoff tegangan dan hukum kirchhoff arus.
2.
Hitung besar arus yang mengalir pada masing-masing beban rangkaian dibawah
ini.
Pembahasan
1.
Hukum Kirchhoff Arus atau yang biasa disebut dengan
KCL (Kirchhoff Current Law)sangat
berhubungan dengan “Node” atau titik percabangan dimana hukum Kirchhoff arus
ini memiliki teori atau prinsip bahwa setiap arus yang masuk ke dalam node akan
sama nilainya dengan jumlah arus yang keluar dari node tersebut. Dalam hukum
Kirchhoff arus ini tegangan merupakan parameter yang tidak diketahui.
Hukum Kirchhoff Arus
Hukum Kirchhoff Teganganatau yang biasanya disebut
dengan KVL (Kirchhoff Voltage Law)merupakan
hukum dimana karakteristiknya berbanding terbalik dengan KCL. KVL sangat
berkaitan dengan Arus Loop yaitu arus yang dimisalkan mengalir dalam suatu
lintasan yang tertutup. Dan arus inilah yang kemudian menjadi parmeter yang
tidak diketahui. Bunyi dari Hukum Kirchhoff Tegangan ini sendiri yaitu bahwa
jumlah tegangan pada tiap tiap komponen pada sebuah loop (lintasan tertutup)
adalah sama dengan nol.
Hukum Kirchhoff Tegangan
2. Arus yang mengalir pada masing-masing beban rangkaian
Teori :
Rparalel =
Rtotal = R4 + Rparalel + R5
=
= 10000 + 309,82 +
47000
=
= 57309,82 Ω
=
= 309,82 Ω
Arus
total yang mengalir :
=0,00017 A
Mengukur
tegangan :
Vr1
= Vr2 = Vr3 = 0,00017 x 309,82
=
0,053V
Vr4 =
0,00017 x 10000
= 1,7 V
Vr5 =
0,00017 x 47000
= 7,99 V
Arus
yang mengalir pada masing-masing beban yakni :
Ir1=
=
= 0,000112A
= 0,1 mA
Ir2=
=
= 0,000053 A = 0,053 mA
Ir3=
=
= 0,0000053 A = 0,0053 mA
Ir4=
=
= 0,00017 A = 0,17 mA
Ir5=
=
= 0,00017 A = 0,17 mA
Praktek Menggunakan Multimeter
-
Ir1 : Selektor diarahkan ke skala DCA 50µ. Jadi skala yang dibaca adalah
skala 50 yang dianggap sebagai skala 50µ. Jarum menunjuk pada skala 40 lebih 6
titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir1 =46µA = 0,046 mA.
-
Ir2 : Selektor diarahkan ke skala DCA 50µA. Jadi skala yang dibaca adalah
skala 50 yang dianggap sebagai skala 50µA. Jarum menunjuk pada skala 20 lebih2 titik.
Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir2 = 22µA = 0,022 mA.
-
Ir3 : Selektor diarahkan ke skala DCA 50µA. Jadi skala yang dibaca adalah
skala 50 yang dianggap sebagai skala 50µA. Jarum menunjuk pada skala 10 kurang
6 titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir3 = 4µA = 0,004mA.
-
Ir4 = Ir5: Selektor diarahkan ke skala DCA 2,5m. Jadi skala yang dibaca
adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 2,5. Jarum menunjuk pada skala 50
kurang 7 titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir4 = Ir5 = 0,15mA.
B.
Hukum Kirchhoff pada Rangkaian
Seri
Soal
1.
Susunlah rangkaian seperti gambar.
Tentukan sendiri nilai resistansinya.
2.
Ukurlah besar resistansi total.
3.
Berikan tegangan sebesar 10Vdc kemudian ukur besar tegangan pada
masing-masing resistor dan jumlahkan kemudian bandingkan dengan Vsumber.
4.
Ukurlah besar arus yang mengalir pada rangkaian (I).
5.
Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
6.
Hitung nilai resistansi total, tegangan masing-masing resistor, dan arus
yang mengalir pada rangkaian dengan menggunakan rumus pada hukum ohm dan
buktikan hukum kirchhoff pada rankaian diatas.
7.
Tuliskan data pada tabel.
Pembahasan
Teori :
Besar
resistansi pengganti
Rpengganti = R1 + R2 + R3
=
470 + 1000 + 10000
=
11470 Ω
Hukum
Ohm
-
Pada rangkaian paralel nilai arusnya adalah sama, jadi Itotal =
Ir1 =Ir2 = Ir3 =
=
=
0,00087 A
=
0,87 mA (jika dibulatkan menjadi 0,9 mA)
-
Tegangan
Vr1 = Ir1 x R1 Vr3 = Ir3
x R3
= 0,00087 x 470 =
0,00087 x
10000
= 0,4089 V =
8,7 V
Vr2= Ir2 x R2
= 0,00087 x
1000
= 0,87 V
Vtotal = Vr1 + Vr2 +Vr3
= 0,4089
+ 0,87 + 8,7
= 9,98 V
Hukum
Kirchhoff
Hukum
kirchhoff arus pada rangkaian seri berbunyi bahwa arus yang mengalir pada
masing-masing beban sama besarnya dengan arus pada rangkaian, hasil perhitungan
diatas telah membuktikan bahwa antara teori penghitungan arus dengan
menggunakan hukum ohm serta teori hukum kirchhoff arus mengenai arus pada
masing masing beban dengan arus pada rangkaian adalah sama. Kecocokan teori
tersebut juga dibuktikan dalam pengukuran nilai arus seri menggunakan alat
Miltimeter.
Irangkaian
= Ir1 =Ir2 = Ir3 = 0,00087 A
Sedangkan
hukum kirchhoff tegangan pada rangkaian seri berbunyi bahwa tegangan pada
rangkaian seri adalah jika selisih tegangan sumber dengan jumlah nilai tegangan
pada masing-masing beban adalah 0. Pembuktian konsep tersebut bisa dilihat
bahwa tegangan sumber rangkaian diatas adalah sebesar 10 V. Sedangkan nilai
tegangan masing-masing beban secara berurutan adalah 0,4089 V, 0,87 V, 8,7 V,
yang apabila nilai tegangan tersebut dijumlahkan akan menghasilkan Vtotal
sebesar 9,98 V, dimana bisa dibulatkan menjadi 10 V. Sehingga apabila Vs
dikurangi dengan nilai Vtotal akan mendapatkan selisih sebesar 0
(nol),maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan pembuktian perhitungan diatas, konsep
hukum kirchhoff tegangan seri diatas bisa dibuktikan dengan benar.
Vs
– (Vr1 + Vr2 + Vr3) = 10 – (0,4089 +
0,87 + 8,7)
= 10 – 9,98 (jika dibulatkan
menjadi 10)
= 10 – 10
= 0
Praktek :
-
Rpengganti : skala pada multimeter diatur pada posisi pengali
x1k, yang berarti bahwa apabila nilai hambatan yang ditunjukkan jarum akan
dikalikan 1000. Sementara pada gambar pengukuran, jarum menunjukkan angka 10
lebih 1 garis. Sehingga pembacaannya adalah 11 x 1000 = 11000Ω.
-
Itotal = Ir1
= Ir2 = Ir3 : Selektor diarahkan ke skala DCA 2,5m. Jadi skala yang
dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 2,5. Jarum menunjuk pada
skala lebih titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran,
maka Itotal = Ir1 = Ir2 = Ir3 = 0,9
mA .
-
V1 : Mengukur tegangan posisi
multimeter harus disusun paralel dengan objek yang akan diukur besar
tegangannya. Saat melakukan pengukuran tegangan disarankan memilih nilai yang
besar dulu pada selektor DCV.
Selektor diposisikan pada skala DCV 2,5 V. Jadi skala
yang dibaca adalah skala dengan angka 250 yang dimisalkan menjadi 2,5 terlebih
dahulu. Skala menunjuk pada angka 50 kurang 2 garis. Dalam persoalan kali ini
skala 50 dibaca sebagai skala dengan nilai 0,5. Setiap garis bernilai 0,05.
Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, V1 adalah
0,4 V.
-
V2 : Selektor diposisikan pada
skala DCV 2,5 V. Jadi skala yang dibaca adalah skala dengan angka 250 yang
dimisalkan menjadi 2,5 terlebih dahulu. Pada display Multimeter, ditunjukkan
bahwa jarum menunjuk pada angka 100 kurang 2 garis. Dalam persoalan kali ini
skala 100 dibaca sebagai skala dengan nilai 1. Setiap garis bernilai 0,05.
Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum, V2 adalah
0,85 V.
-
V3 : Selektor diposisikan pada
skala DCV 50 V. Jadi skala yang dibaca pada display Multimeter adalah skala
dengan angka 50 terlebih dahulu. Skala menunjuk pada angka 10 kurang 1 garis . Setiap
garis bernilai 1. Sehingga sesuai dengan nilai yang ditunjukkan oleh jarum pada
display, nilai V3adalah 9 V.
-
Vtotal : Selektor diposisikan pada
skala DCV 50 V. Jadi skala yang dibaca adalah skala dengan angka 50pada display
terlebih dahulu. Skala menunjuk pada angka 10. Sehingga sesuai dengan nilai
yang ditunjukkan oleh jarum, Vtotal adalah 10 V.
Data :
No
|
Rtotal
|
Vr1
|
Vr2
|
Vr3
|
Vs
|
I
|
Vs –
(Vr1 + Vr2 + Vr3)
|
1.
|
11470 Ω
|
0,4089 V
|
0,87 V
|
8,7 V
|
10 V
|
0,00087 A
|
10 – (0,4089 + 0,87 + 8,7)
= 10 – 9,98 (jika dibulatkan menjadi 10)
= 10 – 10
= 0
|
Simulasi EWB :
C.
Hukum Kirchhoff pada Rangkaian
Paralel
Soal
1.
Susunlah rangkaian seperti gambar.
Tentukan sendiri nilai resistansinya.
2.
Ukurlah besar resistansi total.
3.
Berikan tegangan sebesar 10Vdc kemudian ukur besar tegangan pada
masing-masing resistor dan jumlahkan kemudian bandingkan dengan Vsumber.
4.
Ukurlah besar arus yang mengalir pada rangkaian (I).
5.
Simulasikan rangkaian diatas pada program EWB.
6.
Hitung nilai resistansi total, tegangan masing-masing resistor, dan arus
yang mengalir pada rangkaian dengan menggunakan rumus pada hukum ohm dan
buktikan hukum kirchhoff pada rankaian diatas.
7.
Tuliskan data pada tabel.
Pembahasan
Teori :
Besar
resistansi pengganti
Rpengganti =
=
=
=
=
309,82 Ω
Hukum
Ohm
-
Pada rangkaian paralel nilai tegangannya adalah sama, jadi Vr1 =
Vr2 = Vr3 = 10 V
-
Arus
Ir1
=
Ir3 =
=
=
= 0,0212 A = 0,001 A
Ir2
=
=
= 0,01 A
Itotal = Ir1 + Ir2 +Ir3
= 0,0212
+ 0,01 + 0,001
= 0,0322 A
Hukum
Kirchhoff
Pada hukum
kirchhoff arus dalam hal ini rangkaiannya adalah paralel dikatakan bahwa arus
yang mengalir menuju suatu titik akan berbanding lurus dengan jumlah arus yang
keluar dari titik tersebut. Pembuktian hukum kirchhoff terhadap penghitungan
hukum ohm tersebut terlihat pada hasil penghitungan diatas bahwa arus yang
masuk yang dalam penghitungan dikatan Itotal berbanding lurus dengan
Ir1, Ir2, dan Ir3.
Penjelasannya adalah dalam
kasus pada gambar diatas, arus total yang masuk adalah 0,0322 A. Saat arus
tersebut memasuki resistor-resistor yang disusun secara paralel, maka jumlah
arus yang melewati pun memjadi berubah, arus 0,322A tadi dalam rangkaian pada
gambar akan terpecah menjadi 3 buah arus yang mengaliri resistor-resistor pada
rangkaian paralel dengan nilai nilai yang berbeda yaitu diantaranya nilai arus 0,0212 A yang mengalir pada resistor1,
nilai arus 0,01 A yang mengalir pada resistor2, dan nilai arus 0,001 A yang
mengalir pada resistor3.
Itotal = Ir1 + Ir2 + Ir3
= 0,0212 + 0,01 + 0,001
= 0,0322
Sedangkan
untuk tegangannya, para rangkaian paralel ini tegangan yang jatuh pada
masing-masing beban sama dengan tegangan sumbernya.
Praktek :
-
Rpengganti : skala pada multimeter diatur
pada posisi pengali x10, yang berarti bahwa apabila nilai hambatan yang ditunjukkan
jarum akan dikalikan 10. Sementara pada gambar pengukuran, jarum menunjukkan
angka 30 lebih 1 garis. Sehingga pembacaannya adalah 31 x 10 = 310Ω.
-
Vtotal : Selektor diposisikan pada
skala DCV 50 V. Jadi skala yang dibaca adalah skala dengan angka 50pada display
terlebih dahulu. Skala menunjuk pada angka 10. Sehingga sesuai dengan nilai
yang ditunjukkan oleh jarum, Vtotal adalah 10 V.
-
Ir1 : Apabila akan mengukur nilai
arusmenggunakan multimeter, posisi multimeter harus disusun seri dengan objek
yang akan diukur nilai arusnya. Saat melakukan pengukuran arus disarankan
memilih nilai yang besar dulu pada selektor DCA. Selektor diarahkan ke skala
DCA 25mA. Jadi skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala
25. Pada display dapat dilihat jarum menunjuk pada skala 200 yang disini kita
membacanya menjadi 20 lebih 2 titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka
Ir1 =21mA = 0,021 A.
-
Ir2 : Selektor diarahkan ke skala DCA
0,25 A. Jadi skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 0,25.
Jarum menunjuk pada skala 50 dimana dalam pengukuran ini skala 50 dibaca
menjadi 0,05 kurang 1 titik. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir2
= 0,045 A atau jika dibulatkan menjadi 0,1 A.
-
Ir3 : Selektor diarahkan ke skala DCA
2,5m. Jadi skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 2,5.
Jarum menunjuk pada skala 1. Jadi sesuai dengan hasil pengukuran, maka Ir3
= 1mA atau 0,001A.
-
Itotal : Selektor diarahkan ke skala DCA
0,25 A. Jadi skala yang dibaca adalah skala 250 yang dianggap sebagai skala 0,25.
Jarum menunjuk pada skala 50 yand dibaca 0,15 kurang 3titik. Itotal
= 0,35 A.
Data :
No
|
Rpengganti
|
Ir1
|
Ir2
|
Ir3
|
Itotal
|
V
|
Itotal – (Ir1
+ Ir2 + Ir3)
|
1.
|
309,82 Ω
|
0,0212 A
|
0,01 A
|
0,001 A
|
0,0322 A
|
10 V
|
0,0322 – (0,0212 + 0,01 + 0,001)
= 0,0322 – 0,0322
= 0
|
Simulasi EWB :
1.
Hambatan
2.
Arus
3.
Tegangan
5.
Analisis
1. Untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam pengukuran,
tidak bisa hanya dilakukan satu kali pengukuran saja, perlu dilakukan
pengukuran beberapa kali sampai dapat dipastikan bahwa hasil dari pengukuran
yang tepat dan juga akurat. Karena apabila hanya melakukan pengukuran satu kali
saja tanpa dilihat kembali, akan memperlebar kemungkinkan terjadinya kesalahan
atau ketidakakuratan data yang dihasilkan dari pengukuran. Karena mungkin saat
melakukannya masih adanya rasa keraguan atau ketidakpahaman cara pengukurannya.
2. Pengukuran arus yang mengalir
pada tiap-tiap beban membuktikan bahwa hasil pengukuran menggunakan alat
multimeter dengan penghitungan menggunakan teori masih menunjukkan jika masih
ada selisih yang cukup banyak terhadap nilai yang dihasilkan. Hal itu terjadi
bisa dikarenakan kurangnya pemahaman ataupun ketelitian saat pengukuran ataupun
penghitungan arus. Namun biasanya selisih yang terlalu jauh antara penghitungan
secara teori dengan pengukuran menggunakan alat lebih disebabkan karena kurang
akuratnya pengukuran menggunakan multimeter, karena masih kurang paham dengan
cara pengukurannya.Berdasarkan hasil penghitungan berdasarkan teori,
menunjukkan bahwa Itotal, Ir4, dan Ir5 memiliki nilai arus yang sama, hal
tersebut sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa setiap arus total yang masuk
ke dalam node akan sama nilainya dengan jumlah arus yang keluar dari node
tersebut. Penghitungan tersebut membuktikan bahwa arus yang mengalir masuk ke
dalam sama dengan arus yang keluar. Sedangkan arus yang mengalir kedalam
resistor yang tersusun secara paralel merupakan arus yang terpecah menjadi 3
nilai arus yang menghasilkan nilai arus yang berbeda beda juga pada setiap
resistor-nya.
3.
Apabila kita sedang melakukan pengukuran serta penghitungan terhadap
sesuatu, diharapkan kita mengukur serta menghitungnya dengan akurat. Apabila
itu sudah benar, maka kemudian kita bisa membuktikan segala teori yang ada itu
benar atau tidak, sebaliknya teori yang sudah ada tersebut bisa dijadikan acuan
saat kita menghitung ataupun mengukur dalam hal ini mengukur nilai arus dan
nilai tegangan seri. Apa apa yang diukur ataupun duhitung sudah akurat atau
belum. Maka dari itu kembali lagi pemahaman teori serta kejelian dalam
melakukan praktikum sangatlah penting.Pada pengukuran arus seri maupun paralel serta
penghitungannya berdasarkan teori talah membuktikan kebenaran suatu teori dari
hukum kirchhoff arus dan tegangan, serta hubungannya dengan hukum ohm, sehingga
dapat dilihat dari kecocokan data tersebut, dalam nilai arus seri dan paralel sudah
ditemukan suatu keakuratan antara pengukuran dan penghitungan.
6.
Kesimpulan
Dari
percobaan yang telah dilakukan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1.
Kurangnya pemahaman ataupun ketelitian saat pengukuran ataupun penghitungan
merupakan penyebab utama ketidakakuratan atau tidak kecocokan data yang diukur
ataupun dihitung.
2.
Untuk membuktikan suatu hubungan antara dua hukum, diperlukan pembuktian
berupa baik secara teori maupun praktikum.
3.
Untuk membuktikan segala teori yang ada dalam hal ini teori elektronika itu
benar atau tidak bisa diketahui dengan melakukan pengukuran serta penghitungan serta
pengujian terhadap rangkaian, namun harus dilakukan dengan perhitungan yang akurat.
4.
Dengan bantuan teori yang sudah ada, akan memudahkan kita saat melakukan
pengukuran atau perhitungan terhadap suatu rangkaian. Terutama saat mendeteksi
apakah perhitungan atau pengukuran yang kita lakukan sudah benar atausalah.
·
Blocher, Richard
2003.Dasar Elektronika.Yogyakarta:Andi.
·
m.2010.Hukum
Kirchoff. Tersedia: http://belajarfisika.blogspot.com/2010/10/HukumKirchoff, diakses tanggal 6 Oktober 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar